Masyarakat
(Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perubahan Sosial Budaya)
Disusun Oleh :
Nur Asiah
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1432
BAB I
PEMBAHASAN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
A. Arti Definisi atau Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia,
1. Menurut Selo Soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
B. Faktor-Faktor atau Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan atau disebut sebagai masyarakat yaitu :
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia .
D.Pengertian Masyarakat Global
Masyarakat global mencakup agenda baru global dan hubungan internasional dan mendorong pendekatan-pendekatan inovatif untuk mempelajari isu-isu global dan internasional dari berbagai disiplin ilmu Ini mempromosikan analisis transaksi pada berbagai tingkat, dan khususnya, cara transaksi ini mengaburkan perbedaan antara sub-nasional, nasional, transnasional, internasional dan global.
. Yang selalu mengintegrasikan masyarakat global menimbulkan sejumlah isu global dan hubungan internasional yang tidak cocok dengan nyaman dalam mendirikan 'Paradigma' Di antaranya adalah internasional dan konsekuensi global nasionalisme dan perjuangan untuk identitas, migrasi, rasisme, fundamentalisme agama, terorisme, dan pidana kegiatan, kelaparan, genocides, penyebaran penyakit menular dan wabah penyakit, dan kerusakan lingkungan. Demikian pula, globalisasi superstructures normatif, seperti kapitalisme liberal, atau komunikasi, seperti Internet, pengaruh transaksi di semua tingkat dan tantangan kontrol negara, misalnya melimpah modal dan informasi.
Masyarakat global Oleh karena itu, analisis mempromosikan internasionalisasi dan globalisasi dari berbagai tingkat interaksi sosial dari banyak disiplin, termasuk hubungan internasional, ilmu politik, filsafat politik, ekonomi politik internasional, hukum internasional, analisis konflik internasional dan sosiologi.
E.Macam –Macam Masyarakat Global
A.masyarakat menurut kebinekaan budaya dapat dibagi-bagi kedalam masyarakat Indonesia dalam berbagai perkembangan budaya dibawah ini.
1) masyarakat terisolasi
Masyarakat terisolasi terdiri dari suku yang hidupnya terpencil dari suku dan masyarakat lain, misalnya di tengah-tengah hutan daerah rawa, atau pegunungan yang tinggi. karena isolasinya itu kebudayaaan masyraakat terbentuk sebagai adat yang tumbuh dan berkembang dari pengalaman hidupnya sendri tanpa pengaruh yang berarti dari luar. Pemerintah secara resmi menamakan suku terasing. Karena isolasinya itu maka pengruh pemerintah pun boleh dikatakan belum menyentuh kehidupan mereka.struktur kekuasaan berada ditangan kepala suku.
2) Masyarakat Tradisional
Yang dimaksud dengan masyarakat tradisional adalah pada umumnya berupa masyarakat petani, termasuk nelayan dan peternak. Ditinjau dari sudut mata pencariannya maka masyarakat ini homogen. Hampir semua masyarakatnya atau warganya memiliki mata pencarian dibidang yang sama. Meskipun masyarakat ini sudah mempunyai hubungan dengan masyarakat yang lain.hubungan itu terbatas pada masyarakat pedesaan lainnya dan relatif hanya sedikit dengan masyarakat perkotaan, sehingga pengaruh modernisasi hanya lemah saja.
Tata hidup mereka bersifat kekeluargaan dengan gotong royong dan musyawarah untuk mufakat sebagai cirinya.
3) Masyarakat peralihan
Masyarakat ini kebanyakan terdapat dikota-kota kecil yang mempunyai hubungan dengan kota-kota lain melaluisistem transfortasi, telekomunikasi dan media komunikasi.tata hidup menurut adat masih berlaku tetapi hanya pda generasi tua dan dewasa sedang tata hidup genersi muda sudah banyak dipengaruhi oleh arus modernisasi. Karen sumber penghasilan masyarakat untuk sebagian besar sudah lepas dari pertanian maka diversifikasi profesi dan golongan dengan sikap hidup yang individualistik makin lama makin mendesak adat.
4) masyarakat modern
Dalam masyarakat modern terdapat dikota-kota besar, adat berperan hanya kadang-kadang saja dalam upacara keluarga dan hari-hari nasional. Di bidang lainnya orietasi masyarakat lebih banyak digerakkan pada kehidupan yang serba modern dengan kebebasan yang berprilaku individu serta perhatian kepada keadaan sekarang dan keadaan dimasa yang akan datang. Hubungan keluar masyarakat tidak lagi terbatas pada hubungan nasional saja, akan tetapi masyarakat modern mengikuti pola hubungan global dengan masyarakat yang lain diseluruh dunia. Diversifikasi sosial, persaingan, dan kepercayaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan ciri-ciri yang tampak jelas pada masyarakat modern.
5) Masyarakat Adat adalah masyarakat pribumi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa secara praktis dan untuk kepentingan memahami dan memaknai Deklarasi ini di lapangan, maka kata "masyarakat adat" dan "masyarakat/penduduk pribumi" digunakan silih berganti dan mengandung makna yang sama. Pandangan yang sama dikemukakan dalam merangkum konsep orang-orang suku dan populasi/orang-orang asli dari menyatakan "secara praktis ternyata mereka yang menyebut dirinya sebagai orang asli atau orang suku menyetujui agar kedua istilah ini digunakan secara sinonim:
Bangsa, suku, dan masyarakat adat adalah sekelompok orang yang memiliki jejak sejarah dengan masyarakat sebelum masa invasi dan penjajahan, yang berkembang di daerah mereka, menganggap diri mereka beda dengan komunitas lain yang sekarang berada di daerah mereka atau bukan bagian dari komunitas tersebut. Mereka bukan merupakan bagian yang dominan dari masyarakat dan bertekad untuk memelihara, mengembangkan, dan mewariskan daerah leluhur dan identitas etnik mereka kepada generasi selanjutnya; sebagai dasar bagi kelangsungan keberadaan mereka sebagai suatu sukubangsa, sesuai dengan pola budaya, lembaga sosial dan sistem hukum mereka.
F. Pengertian Integritas Nasional
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989 dalam Suhady 2006: 36). Hal-hal yang menyangkut bangsa dapat berupa adat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya, wilayah/daerah dan sebagainya
.
Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah di atas maka integritas nasional identik dengan integritas bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989 dalam Suhady 2006: 36-37) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan kesimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Integritas nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan dengan wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik yang dicetuskan oleh G.W.F. Hegl (1770- 1831 dalam Suhady 2006: 38) yang berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami sesuatu harus dicari kaitannya dengan yang lain dan untuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan masyarakat disekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat harus dicari kaitannya dengan proses sejarah.
G.Integritas Bangsa
Selama lebih dari setengah abad, bangsa Indonesia telah menghirup kemerdekaan dinafas kehidupan. Dalam catatan sejarah yang termaktub di setiap teks keabadian, naskah perjalanan Indonesia terus bergulir seiring perkembangan menjadi bangsa besar. Kebhinekaan menjadi indentitas kebesaran bangsa yang wilayahnya berserak oleh selat dan samudra. Keragaman identitas tersebut seolah menjadi tombak yang siap dijadikan senjata, yang akan menjadi perisai menghadapi medan kontestasi dunia, akan tetapi, juga menjadi bumerang yang siap menikam.
Analogi tersebut memang tidak salah jika digunkan untuk menggambarkan bangsa ini. Karena dengan kondisi bangsa yang besar, sudah semestinya Indonesia menjadi sebuah bangsa yang cukup diperhitungkan di kancah pergaulan global. Namun pada kenyataannya, eksistensi Indonesia dalam percaturan negara-negara dunia semakin kehilangan jati diri sebagai sebuah bangsa yang besar.
Munculnya riak permasalahan tersebut memang tidak lepas dari berbagai aspek. Dari segi politik, wajah kusam masa depan keindonesiaan mengakibatkan, bangsa ini semakin tersisih dalam percaturan politik dunia. Dalam bidang ekonomi, Indonesia mengalami kemunduran semenjak terjadi krisis multidimesi beberapa tahun yang lalu. Atau permasalahan yang berakar dari bangsa ini sendiri, seperti masalah SARA yang sempat terjadi di Ambon, Sampit, Poso, Papua, dan beberapa daerah lain yang sampai saat ini belum selesai. Masalah-masalah tersebut seolah mengisyaratkan rapuhnya bangunan besar yang bernama Indonesia.
Wilayah Indonesia yang begitu besar memang bukan semata-mata warisan sejarah. Karena semenjak wilayah nusantara dijajah, identitas kerajaan besar yang saat itu berkuasa seperti Majapahit, Demak, Mataram, dan lainnya sudah terhapus sejak lama. Hanya kesadaran masyarakat yang saat itu yang dimulai dari Budi Utomo (1908), sampai Sumpah Pemuda (1928), hingga kemerdekaan (1945) yang di dapat adalah pengorbanan yang luar biasa dari bangsa Indonesia.
Kini saatnya, bangsa Indonesia berkaca pada sejarah perjuangan bangsa untuk memperoleh kemerdekaan. Rasa nasionalisme perlu kembali dibangun untuk mengantarkan bangsa ini pada integrasi. Semangat untuk menggapai kejayaan hendaknya digapai, dengan berjuang keras menempa human resources anak bangsa. Pendidikan progresif-transformatif seharusnya diaktualisasikan dalam ranah faktual, agar generasi muda bangsa ini, siap menghadapi gempuran kontestasi. Need for achievement, semangat berkompetisi dan keteguhan mendekap jejak integrasi, hendaknya menjadi karakter dasar yang tertanam kuat dalam kehidupan bangsa.
H. Pluralisme Budaya
Indonesia adalah negara dengan ragam bahasa, agama dan etnis. Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural dan heterogen. Konflik yang terjadi di Indonesia sering kali bersumber dari adanya perbedaan dan pertentangan antar latar belakang sosio kultural. Pendekatan pluralisme budaya merupakan sebuah alternatif dalam kaitannya dengarelasi sosial diantara kelompok-kelompok etnis dan kebudayaan. Pendekatan ini dapat dipakai sebagai strategi pemecahan konflik maupun pembangunan modal kedamaian sosial.
Pluralisme menunjuk saling penghormatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat dan penghormatan antara kaum minoritas dan mayoritas dan sebaliknya, yang memungkinkan mereka mengekpesikan nkebudayaan mereka tanpa prasangka dan permusuhan. Ketimbang berupaya untuk mengeliminasi karakter etnis, pluralisme budaya berjuang untuk memelihara integritas budaya. Pluralisme menghindari penyeragaman. Karena, seperti kata kleden, (2000:5) ,”..penyeragaman adalah kekersan terhadap perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat dan terhadap bakat dan terhadap potensi manusia.
Dalam praktek pekerjaan sosial, pluralisme budaya merupakan sebuah” ideologi” yang kuat yang mengharuskan para pekerja sosial untuk memahami sejarah, tradisi-tradisi yang berbeda , peranan-peranan, pola-pola keluarga, simbol-simbol budaya, dan relasi–relasi mayoritas-minoritas. Pemahaman, sensitifitas, dan kterampilan pekerjaan sosial, dengan menekankan para pekerja sosial untuk senantiasa mampu menghindari kecenderungan memaksakan kehendak dirinya, kepercayaannya dan bahkan keyakinan-keyakinan akademiknya dalm membantu orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda-beda.
Pluralitas kebudayaan tidak saja mengakui keanekaragaman sistem nilai budaya berbagai negara-negara yang berbeda, melainkan juga mengharuskan pengembangan keberanekaragaman tersebut supaya aliran global dapat diimbangi dengan aliran lokal, setidaknya aliran nasional atau aliran regional. Dalam pengertian ini berarti bahwa budaya dunia tidak lagi selalu mengacu pada modernitas barat saja, melainkan juga mulai menghargai atau memahami budaya lain. Aliran pluralisme tidaklah mudah untuk merealisasikannya dalam kenyataannya.
Dalam politik luar negeri, ketika politik luar negeri berbagai negara harus berbenturan dalam politik internasional, yang menjadi permasalahan dalam mencapai keberhasilan bukanlah pada konteks boleh atau tidak boleh, melainkan bisa atau tidak bisa. Dalam hal ini kekuatan atau kemampuan nasional lebih menentukan dari pada kemauan atau kepentingan nasional. Artinya, boleh saja negara-negara berkembang menuntut agar kebudayaan dunia diatur dalam pola yang pluralistik supaya nilai kesederajatan antar bangsa dapat terwujud. Namun perlu juga diketahui bahwa untuk merealisasikan tuntutan tersebut harus juga didukung dengan dengan sejumlah kemampuan untuk meyakinkan opini internasional bahwa pandangan pluralistik itu memeng bermanfaat.
Pluralisme dan globalisme dapat dikatakan mempunyai perkembangan yang berbeda-beda. Ketika konstelasi kebudayaan dunia dipolakan dalam konteks maju dan berkembang, maka realitas negara-negara berkembang yang inferior seharusnya tidak diartikan sebagai kekalahan, melainkan dapat saja dianggap sebagai pemicu untuk melompat lebih jauh.
Ketika pluralisme budaya dunia memberikan peluang pada masyarakat negara berkembang untuk tampil berbeda, maka seharusnya diartikan sebagai peluang untuk menggali kebudayaan lokal yang memang unik, yang khas, sekaligus dapat membantu mencapai kepentingan nasional dalam percaturan politik internasional. Pluralisme adalah peluang untuk tampil khas, dan globalisme adalah peluang untuk tampil khas yang lain lagi.
Dari segi kebudayaan maka, kebudayaan global adalah sektor-sektor kebudayaan yang memiliki infrastruktur yang bersifat universal. Sektor budaya apapun yang didukung oleh media universal, baik bahasa, peralatan medianya maupun rekayasa artistiknya, berpeluang menjadi kebudayaan global.
Daftar Pustaka
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat global
Selo Soemardjan,1991 .Pengembangan sumber daya manusia Indonesia menjelang abad 21.. Jakarta: majalah bulanan Ilmu dan Budaya.No.8/MeiTahun XII.
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Adat
http://revitalisasi-integritas-bangsa
Diplomasi kebudayaan, Turus Warsito dan Kartika Sari wahyuni. Hal : 42-45
http://blog.beswandjarum.com/septinanafiyanti/
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Masyarakat global mencakup agenda baru global dan hubungan internasional dan mendorong pendekatan-pendekatan inovatif untuk mempelajari isu-isu global dan internasional dari berbagai disiplin ilmu Ini mempromosikan analisis transaksi pada berbagai tingkat, dan khususnya, cara transaksi ini mengaburkan perbedaan antara sub-nasional, nasional, transnasional, internasional dan global.
blog ini adalah blog pribadi yang di dalamnya penuh dengan berbagai macam kesukaan pemilik blog, jadi sahabat juga bisa bergabung di dalamnya........
Senin, 20 Desember 2010
Jumat, 26 November 2010
Semantik
Pengertian Semantik
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent / acuan / hal yang ditunjuk.
Pengertian Semantik
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent / acuan / hal yang ditunjuk.
Jadi, Ilmu Semantik adalah :
Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya.
Ilmu tentang makna atau arti.
A. Batasan Ilmu Semantik
Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah untuk ilmu makna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi,sememik, dansemik. Ini dikarenakan istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang cukup luas,yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk tanda lalulintas, morse, tanda matematika, dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan batasan cakupan dari semantik adalah makna atau
arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal.
B. Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.
Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkan
identitas kelompok penuturnya.
Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan.
2. Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya
. Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat
mencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta.
Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.
C. Analisis Semantik
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggris
yang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks yang
berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi
Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras, gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dan nasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tanda lingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, dua
tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut
Nama : Nur Asiah
Sem : IV C Pend. IPS
Tugas : Bahasa dan kebudayaan
A.Ruang Lingkup semantik
semantik adalah sudi suatu pembeda bahasa dengan hubungan proses mental atau simbolism dalam aktivias bicara(Ency Brintanica,1965). Hubungan antara bahasa dan dan proses mental dapat dinyatakan dengan beberapa cara. ada yang menyatakan bahwa proses mental tiak perlu diplajari kana mmbingungkan adapula yang menyatakan harus diplajari secara terpisah, lpasdari seatik tapa menyinggung prosesmental. tanpa menyinggung hal trsebut kita dapa mengerti sesuau yang terjadi melaui bahasa.
B.Pengertian semantik
Semantik adalah ilmu tata makna, arti kata-kata dan bentuk linguistic, yang berfungsi sebagi simbol dan peran yang dimainkannya dalam hubungannya dengan kata-kata dan tindakan manusia. Semantik
Semantik membahas bagaimana tanda berhubungan referennya atau apa yang diwakili suatu tanda titik semiotika menggunakan dua dunia, yaitu dunia benda dan dua tanda dan menjelasakan hubungan keduanya. Jika kita bertanya, “tanda itu mewakili apa?” maka kita berada di dunia semantik buku kamus, misalnya, merupakan referensi semantik, kamus mengatakan kepada kita apa arti suatu kata atau apa yang diwakili atau dipresentasi oleh suatu kata. Prinsip dasar dalam semeontika adalah bahwa reperentasi selalu diperantarai atau dimediasi oleh kesadaran interpretasi individu, dan setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya. Partanyaan selanjutnya adalah, “Apa makna dibawa suatu tanda terhadap pikiran seseorang yang berada pada situasi tertentu?” penelitian Martyana mengenai kata ganti sebagaimana yang dijelaskan diatas merupakan ruang lingkup semantik begitupula penjelasan Ogden dan Ricarchd mengenai segitiga makna diatas pada dasarnya adalah teori mengenai semantik.
C.Istilah makna
Pengertian makna( sens-bahasa inggris) dibedakan dari arti (meaning bahsa inggris) didalam semantik. makna adalah pertautan yang ada diantara unsu-unsur bahasa iu sendiri (teruama kata-kata ). makna menurut Palmer (1976:204) menyebukan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membua kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat didalam kamus, sebagai leksem.
filosof dan linguis mencoba menjelaskan tiga hal yang berhubungan denga mana yakni:
1) makna kata secara alamiah (makna inheren).
2) mendeskripskan makna kalimat secara alamiah (makna kategori).
3) menjelaskan proses komunikasi.
D semantik dan lnguistik
linguistik bahasa memiliki dua pemahaman di dalam bahasa Indonesia, sebagai terjemahan dari bahasa Iggris"linguistic" yakni:(1) ilmu bahasa dan (2) bahasa (sebagai objek ilmu bahasa (linguistik ). objek linguisik (ilmu bahsa adalah linguistik (bahasa).
E. Unsur Unsur semantik
Tanda dan lambang (simbol)
teoi tanda dkembangka leh perre paa abad ke-18 yang dipertegas dengan munculnya Buku The Meaning of Meaning, karangan Ogden & Richad pada tahun 1923. Dalam perkembangan teori tanda kemudian dikenal dengan semiotik, yang dibagi dalam tiga cabang, yakni:
1) Semantik
2) sintaksis
3) pragmatik
semantik berhubungan dengan tanda-tanda, sintakis berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan akibat pemakaian tanda-tanda didalam tigkah laku berbahasa.
1) tanda yang ditimbulkan oleh alam
2) tanda yang ditimbulkan oleh binatang
3) tanda yang ditimbulkan oleh manusia
4) tanda yang ditimbulkan oleh bunyi (suara).
F.CAKUPAN SEMANTIK
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Dari uraian di atas; kita dapat menyimpulkan bahwa makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda-benda atau objek-objek yang berada di alam semesta. Makna kata juga dapat dibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa yang terjadi di luar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak sama dalam menafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka berbeda terhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk oleh kaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu peristiwa ujaran.
Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi oleh konteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua, kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan suatu bahasa.
Penamaan
Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar dalam semantik penting untuk dipahami. Contoh, pengertian sense berbeda dari pengertian reference. Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat dari kaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara kata dengan benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna kata.
Begitu pula dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan atau kalimat dengan ujaran. Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiri dari satu kata, frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandai oleh adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep ini memperlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalam mengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna kalimat lazimnya lebih memusatkan pada konteks tatabahasa dan unsur lain yang dapat dicakup dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu dapat digramatikakan yang terwujud dalam perbedaan bentuk kata kerja.
Mengingat pentingnya konsep-konsep itu, Anda sebagai pembelajar semantik hendaknya mencermati batasan dan penerapan konsep itu dalam kajian makna bahasa.
G.SEMANTIK LEKSIKAL, HUBUNGAN MAKNA, MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA Semantik Leksikal
Makna bahasa sebagaimana terungkap dalam uraian di atas dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh hubungan antara bahasa dengan (1) objek atau (2) peristiwa di luar bahasa atau oleh hubungan di antara unsur bahasa dalam suatu sistem bahasa. Kajian makna bahasa yang lebih memusatkan pada peran unsur bahasa atau kata dalam kaitannya dengan kata lain dalam suatu bahasa lazim disebut sebagai semantik leksikal.
Kajian makna dalam semantik leksikal lebih mendasarkan pada peran makna kata dan hubungan makna yang terjadi antarkata dalam suatu bahasa. Hubungan makna antar kata baik yang bersifat sintagmatik dan paradigmatik kerap digunakan untuk menjawab permasalahan makna kata. Kajian makna kata dalam konteks ini pada gilirannya tentu dapat menjawab permasalahan makna kalimat. Sebab sebagaimana kerap dikemukakan oleh ahli semantik bahwa makna kalimat bergantung pada makna kata yang tercakup dalam kalimat tempat kata itu terangkai. Peran kajian makna kata berdasarkan hubungan makna ini terasa penting mengingat tidak semua makna kata dapat dijelaskan oleh keterkaitannya dengan objek yang digambarkan oleh kata itu. Makna kata-kata yang bersifat abstrak, misalnya hanya mungkin dapat dijelaskan maknanya oleh hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.
Medan Makna dan Komponen Makna
Makna bahasa terutama makna kata dapat kita petakan menurut komponennya. Pandangan seperti ini, tampak dalam teori medan makna yang menyatakan bahwa kosakata dalam suatu bahasa terbentuk dalam kelompok-kelompok kata yang menunjuk kepada lingkup makna tertentu, misalnya perkakas dapur atau nama-nama warna. Dalam suatu medan makna, antara kata yang satu dengan kata lainnya menunjukkan hubungan makna yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan. Pertama golongan kolokasi yang menggambarkan hubungan sintagmatik antara kata-kata yang terdapat dalam suatu bidang tertentu atau medan tertentu. Kedua golongan ‘set’ yang cenderung menggambarkan hubungan paradigmatik antarkata dalam suatu bidang tertentu.
Untuk menggambarkan hubungan antar kata dalam suatu bidang tertentu dapat diungkapkan melalui komponen makna yang tercakup dalam kata-kata dalam suatu bidang tertentu. Komponen makna menunjukkan bahwa setiap kata maknanya terbentuk dari beberapa unsur atau komponen. Misalnya, kata-kata yang menggambarkan kekerabatan, seperti ‘ayah’, “ibu’, ‘adik’. ‘kakak’ dapat kita lihat komponen maknanya dalam diagram berikut.
Selain untuk menunjukkan hubungan makna antarkata, komponen makna juga berguna, antara lain untuk perumusan makna dalam kamus dan untuk menentukan apakah kalimat yang digunakan dapat diterima atau tidak secara semantik. Tentu saja untuk mengungkapkan komponen makna tersebut perlu dilakukan melalui analisis yang lazim dikenal sebagai analisis komponen makna. Analisis ini dalam kajian semantik leksikal tentu cukup menonjol mengingat manfaatnya yang cukup beragam dalam mengkaji makna kata dan hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.
B. Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.
H.Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkan
identitas kelompok penuturnya.
Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan.
I. Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya
. Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat
mencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta.
Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.
J. Analisis Semantik
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggris
yang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks yang
berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.
Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras, gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dan nasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tanda lingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, dua
tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
Daftar pustaka:
http://massofa.wordpress.com/2008/01/22/cakupan-semantik/
M.A Morisan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Chaer, Drs. Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent / acuan / hal yang ditunjuk.
Pengertian Semantik
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent / acuan / hal yang ditunjuk.
Jadi, Ilmu Semantik adalah :
Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya.
Ilmu tentang makna atau arti.
A. Batasan Ilmu Semantik
Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah untuk ilmu makna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi,sememik, dansemik. Ini dikarenakan istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang cukup luas,yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk tanda lalulintas, morse, tanda matematika, dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan batasan cakupan dari semantik adalah makna atau
arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal.
B. Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.
Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkan
identitas kelompok penuturnya.
Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan.
2. Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya
. Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat
mencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta.
Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.
C. Analisis Semantik
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggris
yang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks yang
berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi
Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras, gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dan nasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tanda lingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, dua
tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut
Nama : Nur Asiah
Sem : IV C Pend. IPS
Tugas : Bahasa dan kebudayaan
A.Ruang Lingkup semantik
semantik adalah sudi suatu pembeda bahasa dengan hubungan proses mental atau simbolism dalam aktivias bicara(Ency Brintanica,1965). Hubungan antara bahasa dan dan proses mental dapat dinyatakan dengan beberapa cara. ada yang menyatakan bahwa proses mental tiak perlu diplajari kana mmbingungkan adapula yang menyatakan harus diplajari secara terpisah, lpasdari seatik tapa menyinggung prosesmental. tanpa menyinggung hal trsebut kita dapa mengerti sesuau yang terjadi melaui bahasa.
B.Pengertian semantik
Semantik adalah ilmu tata makna, arti kata-kata dan bentuk linguistic, yang berfungsi sebagi simbol dan peran yang dimainkannya dalam hubungannya dengan kata-kata dan tindakan manusia. Semantik
Semantik membahas bagaimana tanda berhubungan referennya atau apa yang diwakili suatu tanda titik semiotika menggunakan dua dunia, yaitu dunia benda dan dua tanda dan menjelasakan hubungan keduanya. Jika kita bertanya, “tanda itu mewakili apa?” maka kita berada di dunia semantik buku kamus, misalnya, merupakan referensi semantik, kamus mengatakan kepada kita apa arti suatu kata atau apa yang diwakili atau dipresentasi oleh suatu kata. Prinsip dasar dalam semeontika adalah bahwa reperentasi selalu diperantarai atau dimediasi oleh kesadaran interpretasi individu, dan setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya. Partanyaan selanjutnya adalah, “Apa makna dibawa suatu tanda terhadap pikiran seseorang yang berada pada situasi tertentu?” penelitian Martyana mengenai kata ganti sebagaimana yang dijelaskan diatas merupakan ruang lingkup semantik begitupula penjelasan Ogden dan Ricarchd mengenai segitiga makna diatas pada dasarnya adalah teori mengenai semantik.
C.Istilah makna
Pengertian makna( sens-bahasa inggris) dibedakan dari arti (meaning bahsa inggris) didalam semantik. makna adalah pertautan yang ada diantara unsu-unsur bahasa iu sendiri (teruama kata-kata ). makna menurut Palmer (1976:204) menyebukan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membua kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat didalam kamus, sebagai leksem.
filosof dan linguis mencoba menjelaskan tiga hal yang berhubungan denga mana yakni:
1) makna kata secara alamiah (makna inheren).
2) mendeskripskan makna kalimat secara alamiah (makna kategori).
3) menjelaskan proses komunikasi.
D semantik dan lnguistik
linguistik bahasa memiliki dua pemahaman di dalam bahasa Indonesia, sebagai terjemahan dari bahasa Iggris"linguistic" yakni:(1) ilmu bahasa dan (2) bahasa (sebagai objek ilmu bahasa (linguistik ). objek linguisik (ilmu bahsa adalah linguistik (bahasa).
E. Unsur Unsur semantik
Tanda dan lambang (simbol)
teoi tanda dkembangka leh perre paa abad ke-18 yang dipertegas dengan munculnya Buku The Meaning of Meaning, karangan Ogden & Richad pada tahun 1923. Dalam perkembangan teori tanda kemudian dikenal dengan semiotik, yang dibagi dalam tiga cabang, yakni:
1) Semantik
2) sintaksis
3) pragmatik
semantik berhubungan dengan tanda-tanda, sintakis berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan akibat pemakaian tanda-tanda didalam tigkah laku berbahasa.
1) tanda yang ditimbulkan oleh alam
2) tanda yang ditimbulkan oleh binatang
3) tanda yang ditimbulkan oleh manusia
4) tanda yang ditimbulkan oleh bunyi (suara).
F.CAKUPAN SEMANTIK
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Dari uraian di atas; kita dapat menyimpulkan bahwa makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda-benda atau objek-objek yang berada di alam semesta. Makna kata juga dapat dibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa yang terjadi di luar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak sama dalam menafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka berbeda terhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk oleh kaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu peristiwa ujaran.
Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi oleh konteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua, kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan suatu bahasa.
Penamaan
Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar dalam semantik penting untuk dipahami. Contoh, pengertian sense berbeda dari pengertian reference. Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat dari kaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara kata dengan benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna kata.
Begitu pula dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan atau kalimat dengan ujaran. Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiri dari satu kata, frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandai oleh adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep ini memperlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalam mengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna kalimat lazimnya lebih memusatkan pada konteks tatabahasa dan unsur lain yang dapat dicakup dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu dapat digramatikakan yang terwujud dalam perbedaan bentuk kata kerja.
Mengingat pentingnya konsep-konsep itu, Anda sebagai pembelajar semantik hendaknya mencermati batasan dan penerapan konsep itu dalam kajian makna bahasa.
G.SEMANTIK LEKSIKAL, HUBUNGAN MAKNA, MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA Semantik Leksikal
Makna bahasa sebagaimana terungkap dalam uraian di atas dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh hubungan antara bahasa dengan (1) objek atau (2) peristiwa di luar bahasa atau oleh hubungan di antara unsur bahasa dalam suatu sistem bahasa. Kajian makna bahasa yang lebih memusatkan pada peran unsur bahasa atau kata dalam kaitannya dengan kata lain dalam suatu bahasa lazim disebut sebagai semantik leksikal.
Kajian makna dalam semantik leksikal lebih mendasarkan pada peran makna kata dan hubungan makna yang terjadi antarkata dalam suatu bahasa. Hubungan makna antar kata baik yang bersifat sintagmatik dan paradigmatik kerap digunakan untuk menjawab permasalahan makna kata. Kajian makna kata dalam konteks ini pada gilirannya tentu dapat menjawab permasalahan makna kalimat. Sebab sebagaimana kerap dikemukakan oleh ahli semantik bahwa makna kalimat bergantung pada makna kata yang tercakup dalam kalimat tempat kata itu terangkai. Peran kajian makna kata berdasarkan hubungan makna ini terasa penting mengingat tidak semua makna kata dapat dijelaskan oleh keterkaitannya dengan objek yang digambarkan oleh kata itu. Makna kata-kata yang bersifat abstrak, misalnya hanya mungkin dapat dijelaskan maknanya oleh hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.
Medan Makna dan Komponen Makna
Makna bahasa terutama makna kata dapat kita petakan menurut komponennya. Pandangan seperti ini, tampak dalam teori medan makna yang menyatakan bahwa kosakata dalam suatu bahasa terbentuk dalam kelompok-kelompok kata yang menunjuk kepada lingkup makna tertentu, misalnya perkakas dapur atau nama-nama warna. Dalam suatu medan makna, antara kata yang satu dengan kata lainnya menunjukkan hubungan makna yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan. Pertama golongan kolokasi yang menggambarkan hubungan sintagmatik antara kata-kata yang terdapat dalam suatu bidang tertentu atau medan tertentu. Kedua golongan ‘set’ yang cenderung menggambarkan hubungan paradigmatik antarkata dalam suatu bidang tertentu.
Untuk menggambarkan hubungan antar kata dalam suatu bidang tertentu dapat diungkapkan melalui komponen makna yang tercakup dalam kata-kata dalam suatu bidang tertentu. Komponen makna menunjukkan bahwa setiap kata maknanya terbentuk dari beberapa unsur atau komponen. Misalnya, kata-kata yang menggambarkan kekerabatan, seperti ‘ayah’, “ibu’, ‘adik’. ‘kakak’ dapat kita lihat komponen maknanya dalam diagram berikut.
Selain untuk menunjukkan hubungan makna antarkata, komponen makna juga berguna, antara lain untuk perumusan makna dalam kamus dan untuk menentukan apakah kalimat yang digunakan dapat diterima atau tidak secara semantik. Tentu saja untuk mengungkapkan komponen makna tersebut perlu dilakukan melalui analisis yang lazim dikenal sebagai analisis komponen makna. Analisis ini dalam kajian semantik leksikal tentu cukup menonjol mengingat manfaatnya yang cukup beragam dalam mengkaji makna kata dan hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.
B. Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.
H.Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkan
identitas kelompok penuturnya.
Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan.
I. Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya
. Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat
mencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta.
Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.
J. Analisis Semantik
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggris
yang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks yang
berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.
Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras, gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dan nasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tanda lingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, dua
tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
Daftar pustaka:
http://massofa.wordpress.com/2008/01/22/cakupan-semantik/
M.A Morisan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Chaer, Drs. Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Minggu, 11 Juli 2010
di kontrakakkan rumah di bekasi
di kontrakkan rumah 3 petak 1 bulan Rp. 400.000 dan satu rumah dua kamar 1 tahun Rp.7000.000 lokasi di bekasi utara dekat pulo gadung, pondok ungu permai dan harapan indah keterangan :info lebih lnjut hub: nur 085710947032
Kamis, 24 Juni 2010
Antropologi
Sistem Perekonomian
Sistem ekonomi adalah sistem produksi, distribusi,dan konsumsi barang. Karena orang dalam mengejar sarana penghidupan tertentu mutlak harus mengadakan produksi, distribusi dan konsumsi. Barang-barang. Aspek-aspek sistem perekonomian khususnya sistem produksi, tukar menukar, dan redistribusi- yang memerlukan pembahasan lebih luas.
Antropologi ekonomi
Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan atau permintaan masyarakat tertentu disesuaikan dengan persedian barang dan jasa. perlu diturunkan variable ketiga , yakni variable kebudayaan antropologis, dalam setiap sistem perekonomian, proses ekonomi tidak dapat ditafsirkan tanpa menegaskan kebutuhan yang ada menurut kebudayaannya dan tanpa mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu harus dipenuhi.
Dalam 30 tahun terakhir ini para ahli antopologi telah meminjam beberapa teori dan konsep dari disiplin ilmu ekonomi dalam usaha mereka untuk memehami hubungan-hubungan tertentu yang terdapat pada suku-suku bangsa yang buta aksara. Karena bidang ilmu ekonomi telah memusatkan perhatiannya pada studi mengenai alokasi barang dan jasa yang langka dalam masyarakat industri, terdapat permasalahan tentang modifikasi yang harus diadakan agar teori ekonomi dapat diterapkan di masyarakat nonindustri.
Substantivisme adalah pendapat bahwa prinsip- prinsip ekonomi pasar tidak dapat diterapkan dalam studi masyarakat yang tidak mengadakan pertukaran barang demi keuntungan.
Formalisme adalah aliran pemikiran yang berpendapat bahwa prinsip-prinsip ekonomi cukup umum sehingga dapat diterapkan dengan baik pada semua masyarakat.
Sumber daya
Dalam setiap masyarakat terdapat kebiasan dan aturan-aturan mengenai jenis pekerjaan yang dilakukan, siapa yang melakukannya, siapa yang memiliki sumber daya dan peralatan, dan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Pola tenaga kerja
Dalam setiap masyarakat manusia selalu ada pembagian pekerjaan menurut kategori jenis kelamin dan umur.
Pembagian pekerjaan menurut jenis kelamin
Pekerjaan khusus apa yang dilakukan oleh pria atau wanita, berbeda menurut kelompoknya, tetapi banyak pekerja yang dikhususkan bagi anggota jenis kelamin yang satu atau yang lain.
Pembagian pekerjaan berdasarkan umur
Ada kemungkinan diadakan pembagian pekerjaan menurut umur. Di banyak masyarakat nonindustri, sumbangan anak-anak dan orang tua di bidang ekonomi lebih besar daripada sumbangan anak dan orang tua yang biasanya terdapat dalam masyarakat barat.
Kerja sama
Kelompok kerja kooperatif terdapat dimana-mana, baik dimasyarakat nonindustri maupun di masyarakat industri, di masyarakat buta aksara maupun di masyarakat yang melek aksara, kalau pekerjaan itu melibatkan seluruh komunitas, sering terdapat suasana pesta. Kerja sama tidak selalu sukarela. kerja sama mungkin termasuk kewajiban yang harus dipenuhi terhadap keluarga mertua, mungkin perintah kepala atau pendeta yang harus dilaksanakan. Lembaga keluarga, agama,dan negara, semuanya dapat merupakan unsur organisasi yang menentukan sifat dan kondisi kewajiban kerja sama seorang pekerja.
Spesialis Keterampilan
Dalam masyarakat nonindustri, dimana terdapat pembagian pekerjaan berdasarakan umur dan jenis kelaminnya sendiri. Sebaliknya, dalam masyarakat industri modern ada perbedaan yang lebih besar antara pekerjaan khusus yang harus dilaksanakan, dan bahkan tidak ada orang yang dapat mulai memperoleh pengetahuan tentang semua pekerjaan yang sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya.
Pengaturan Tanah
Semua masyarakat memiliki aturan-aturan yang menentukan cara pembagian sumber daya tanah. para pemburu-peramu harus menentukan siapa yang boleh berburu binatang dan meramu tumbuh-tumbuhan dan dimana kegiatan itu boleh dilakukan.
Nilai adaptif sikap terhadap pemilikan nilai tanah adalah sudah jelas. Besarnya daerah kelompok, maupun besarnya kelompok itu sendiri, dapat berubah sesuai dengan besarnya sumber daya di suatu tempat tertentu.
Modal
Modal adalah setiap sumber daya yang tidak dihabiskan dalam proses produksi barang. Masyarakat nonindustri mempunyai cara untuk membuat dan membagi-bagi peralatan dan alat-alat lain yang digunakan dalam produksi barang, dan meneruskannya kepada generasi berikutnya. Jumlah dan jenis alat-alat yang digunakan oleh masayarakat itu dibatasi oleh gaya hidup anggotanya.
Teknologi
Ekonomi masyarakat berhubung dengan tingkat pengetahuannya tentang teknologi. Dalam masyarakat yang mengenal aksara, pengetahuan tersimpan dalam buku-buku. Pembagian pekerjaan adalah sauatu metode untuk menurunkan kebanyakan teknologi kepada anggotanya, sehingga tidak akan hilang dan bahkan dapat ditingkatkan.
Levi Strauus melaporkan bahwa anak-anak kecil dapat mengetahui nama dan kegunaan ratusan tanaman.
Produksi –siklus ekonomi tahunan
Dalam masyarakat petani, pola produksi hasil pertanian mengikuti musim. Siklus ekonomi tahunan di sebuah desa kecil di Yunani pada jaman sekarang memberi gambaran yang baik tentang produksi di sebuah sistem perekonomian.
Petani yunani itu, seperti semua petani, sebenarnya menjalankan pekerjaan rumah tangga, dan bukan suatu usaha komersial. Motivasi kaum pria adalah untuk mengurusi kesejahteraan keluarganya sendiri. Setiap keluarga, sebagai satuan ekonomi bekerja sebagai satu kelompok untuk mempertahankan atau memperbaiki posisinya sendiri. Lingkungan alam, teknologi dan peranan kerja anggota-anggota keluarga, semuanya berpengaruh atas sukses usaha keluarga dari tahun ketahun.
Distribusi dan Tukar menukar
Dalam ekonomi keuangan modern ada proses dua tahap antar tenaga dan konsumsi . uang yang diterima sebagai imbalan tenaga harus diubah menjadi sesuatu yang lain sebelum dapat dikonsumsi secara langsung.
Resiprositas (timbal-balik): pertukaran barang dan jasa, yang kira-kira sama nilainya, antara dua pihak.
Resiprositas umum: cara tukar menukar dimana yang memberi maupun yang menerima menentukan dengan pasti nilai barang yang terlibat dan waktu penyerahannya.
Resiprositas berimbang : cara tukar menukar dimana yang memberi maupun yang menerima menenukan dengan pasti nilai barang yang terlibat dan waktu penyerahannya.
Mekanisme pemerataan (levelling mecanism): memaksa keluarga untuk mendistribusikan barang-barangnya, sehingga tidak ada orang yang menumpuk kekayaan lebih banyak dari pada orang lain.
Resiprositas negatif: adalah bentuk tukar menukar yang ketiga, dimana orang yang memberi berusaha mendapatkan keuntungan dari tukar menukar itu.
Barter dan perdagangan
Tukar menukar yang terjadi dalam kelompok biasanya berbentuk resiprositas umum atau berimbang. Kalau itu terjadi diantara dua kelompok, dapat diharapkan setidak-tidaknya ada potensi akan timbulnya permusuhan dan persaingan. Perdagangan bisu (silent tride) adalah bentuk khusus barter, diman tidak di gunakan kata-kata. Perdagangan bisu tidak memerlukan hubungan berhadapan muka.Demikianlah keadaannya dengan dengan orang-orang diseluruh dunia yang tinggal di hutan-hutan. Alasan-alasan perdagangan bisu itu hanya dapat dipostulasikan, tetapi dalam beberapa keadaan tertentu perdagangan itu bisu karena tidak ada bahasa yang saling dimengerti . lebih sering mungkin hal itu terjadi untuk mengendalikan permusuhan dan memelihara hubungan baik
Lingkungan kula
Kula adalah penduduk kepualauan Trobrian. Kula ialah suau sistem berdagang yang meliputi tukar menukar barang-barang langka, kompetisi menambah prestise, dan yang terpenting dari semuanya adalah pertukaran kalung dan gelang kulit kerang yang dinilai tinggi sekali secara seremonial.
Redistribusi
Dalam masyarakat nonindustri, dimana terdapat surplus yang cukup besar sehingga dapat menopang adanya pemerintah, pendapatan akan mengalir ke dalam kantong pemerintah dalam bentuk upeti, pajak, dan hasil rampasan dalam peperangan.
Redistribusi adalah bentuk pertukaran dimana barang-barang masuk ke satu tempat pusat, seperti misalnya, pasar, dan kemudian didistribusikan lagi.
Sistem ekonomi adalah sistem produksi, distribusi,dan konsumsi barang. Karena orang dalam mengejar sarana penghidupan tertentu mutlak harus mengadakan produksi, distribusi dan konsumsi. Barang-barang. Aspek-aspek sistem perekonomian khususnya sistem produksi, tukar menukar, dan redistribusi- yang memerlukan pembahasan lebih luas.
Antropologi ekonomi
Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan atau permintaan masyarakat tertentu disesuaikan dengan persedian barang dan jasa. perlu diturunkan variable ketiga , yakni variable kebudayaan antropologis, dalam setiap sistem perekonomian, proses ekonomi tidak dapat ditafsirkan tanpa menegaskan kebutuhan yang ada menurut kebudayaannya dan tanpa mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu harus dipenuhi.
Dalam 30 tahun terakhir ini para ahli antopologi telah meminjam beberapa teori dan konsep dari disiplin ilmu ekonomi dalam usaha mereka untuk memehami hubungan-hubungan tertentu yang terdapat pada suku-suku bangsa yang buta aksara. Karena bidang ilmu ekonomi telah memusatkan perhatiannya pada studi mengenai alokasi barang dan jasa yang langka dalam masyarakat industri, terdapat permasalahan tentang modifikasi yang harus diadakan agar teori ekonomi dapat diterapkan di masyarakat nonindustri.
Substantivisme adalah pendapat bahwa prinsip- prinsip ekonomi pasar tidak dapat diterapkan dalam studi masyarakat yang tidak mengadakan pertukaran barang demi keuntungan.
Formalisme adalah aliran pemikiran yang berpendapat bahwa prinsip-prinsip ekonomi cukup umum sehingga dapat diterapkan dengan baik pada semua masyarakat.
Sumber daya
Dalam setiap masyarakat terdapat kebiasan dan aturan-aturan mengenai jenis pekerjaan yang dilakukan, siapa yang melakukannya, siapa yang memiliki sumber daya dan peralatan, dan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Pola tenaga kerja
Dalam setiap masyarakat manusia selalu ada pembagian pekerjaan menurut kategori jenis kelamin dan umur.
Pembagian pekerjaan menurut jenis kelamin
Pekerjaan khusus apa yang dilakukan oleh pria atau wanita, berbeda menurut kelompoknya, tetapi banyak pekerja yang dikhususkan bagi anggota jenis kelamin yang satu atau yang lain.
Pembagian pekerjaan berdasarkan umur
Ada kemungkinan diadakan pembagian pekerjaan menurut umur. Di banyak masyarakat nonindustri, sumbangan anak-anak dan orang tua di bidang ekonomi lebih besar daripada sumbangan anak dan orang tua yang biasanya terdapat dalam masyarakat barat.
Kerja sama
Kelompok kerja kooperatif terdapat dimana-mana, baik dimasyarakat nonindustri maupun di masyarakat industri, di masyarakat buta aksara maupun di masyarakat yang melek aksara, kalau pekerjaan itu melibatkan seluruh komunitas, sering terdapat suasana pesta. Kerja sama tidak selalu sukarela. kerja sama mungkin termasuk kewajiban yang harus dipenuhi terhadap keluarga mertua, mungkin perintah kepala atau pendeta yang harus dilaksanakan. Lembaga keluarga, agama,dan negara, semuanya dapat merupakan unsur organisasi yang menentukan sifat dan kondisi kewajiban kerja sama seorang pekerja.
Spesialis Keterampilan
Dalam masyarakat nonindustri, dimana terdapat pembagian pekerjaan berdasarakan umur dan jenis kelaminnya sendiri. Sebaliknya, dalam masyarakat industri modern ada perbedaan yang lebih besar antara pekerjaan khusus yang harus dilaksanakan, dan bahkan tidak ada orang yang dapat mulai memperoleh pengetahuan tentang semua pekerjaan yang sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya.
Pengaturan Tanah
Semua masyarakat memiliki aturan-aturan yang menentukan cara pembagian sumber daya tanah. para pemburu-peramu harus menentukan siapa yang boleh berburu binatang dan meramu tumbuh-tumbuhan dan dimana kegiatan itu boleh dilakukan.
Nilai adaptif sikap terhadap pemilikan nilai tanah adalah sudah jelas. Besarnya daerah kelompok, maupun besarnya kelompok itu sendiri, dapat berubah sesuai dengan besarnya sumber daya di suatu tempat tertentu.
Modal
Modal adalah setiap sumber daya yang tidak dihabiskan dalam proses produksi barang. Masyarakat nonindustri mempunyai cara untuk membuat dan membagi-bagi peralatan dan alat-alat lain yang digunakan dalam produksi barang, dan meneruskannya kepada generasi berikutnya. Jumlah dan jenis alat-alat yang digunakan oleh masayarakat itu dibatasi oleh gaya hidup anggotanya.
Teknologi
Ekonomi masyarakat berhubung dengan tingkat pengetahuannya tentang teknologi. Dalam masyarakat yang mengenal aksara, pengetahuan tersimpan dalam buku-buku. Pembagian pekerjaan adalah sauatu metode untuk menurunkan kebanyakan teknologi kepada anggotanya, sehingga tidak akan hilang dan bahkan dapat ditingkatkan.
Levi Strauus melaporkan bahwa anak-anak kecil dapat mengetahui nama dan kegunaan ratusan tanaman.
Produksi –siklus ekonomi tahunan
Dalam masyarakat petani, pola produksi hasil pertanian mengikuti musim. Siklus ekonomi tahunan di sebuah desa kecil di Yunani pada jaman sekarang memberi gambaran yang baik tentang produksi di sebuah sistem perekonomian.
Petani yunani itu, seperti semua petani, sebenarnya menjalankan pekerjaan rumah tangga, dan bukan suatu usaha komersial. Motivasi kaum pria adalah untuk mengurusi kesejahteraan keluarganya sendiri. Setiap keluarga, sebagai satuan ekonomi bekerja sebagai satu kelompok untuk mempertahankan atau memperbaiki posisinya sendiri. Lingkungan alam, teknologi dan peranan kerja anggota-anggota keluarga, semuanya berpengaruh atas sukses usaha keluarga dari tahun ketahun.
Distribusi dan Tukar menukar
Dalam ekonomi keuangan modern ada proses dua tahap antar tenaga dan konsumsi . uang yang diterima sebagai imbalan tenaga harus diubah menjadi sesuatu yang lain sebelum dapat dikonsumsi secara langsung.
Resiprositas (timbal-balik): pertukaran barang dan jasa, yang kira-kira sama nilainya, antara dua pihak.
Resiprositas umum: cara tukar menukar dimana yang memberi maupun yang menerima menentukan dengan pasti nilai barang yang terlibat dan waktu penyerahannya.
Resiprositas berimbang : cara tukar menukar dimana yang memberi maupun yang menerima menenukan dengan pasti nilai barang yang terlibat dan waktu penyerahannya.
Mekanisme pemerataan (levelling mecanism): memaksa keluarga untuk mendistribusikan barang-barangnya, sehingga tidak ada orang yang menumpuk kekayaan lebih banyak dari pada orang lain.
Resiprositas negatif: adalah bentuk tukar menukar yang ketiga, dimana orang yang memberi berusaha mendapatkan keuntungan dari tukar menukar itu.
Barter dan perdagangan
Tukar menukar yang terjadi dalam kelompok biasanya berbentuk resiprositas umum atau berimbang. Kalau itu terjadi diantara dua kelompok, dapat diharapkan setidak-tidaknya ada potensi akan timbulnya permusuhan dan persaingan. Perdagangan bisu (silent tride) adalah bentuk khusus barter, diman tidak di gunakan kata-kata. Perdagangan bisu tidak memerlukan hubungan berhadapan muka.Demikianlah keadaannya dengan dengan orang-orang diseluruh dunia yang tinggal di hutan-hutan. Alasan-alasan perdagangan bisu itu hanya dapat dipostulasikan, tetapi dalam beberapa keadaan tertentu perdagangan itu bisu karena tidak ada bahasa yang saling dimengerti . lebih sering mungkin hal itu terjadi untuk mengendalikan permusuhan dan memelihara hubungan baik
Lingkungan kula
Kula adalah penduduk kepualauan Trobrian. Kula ialah suau sistem berdagang yang meliputi tukar menukar barang-barang langka, kompetisi menambah prestise, dan yang terpenting dari semuanya adalah pertukaran kalung dan gelang kulit kerang yang dinilai tinggi sekali secara seremonial.
Redistribusi
Dalam masyarakat nonindustri, dimana terdapat surplus yang cukup besar sehingga dapat menopang adanya pemerintah, pendapatan akan mengalir ke dalam kantong pemerintah dalam bentuk upeti, pajak, dan hasil rampasan dalam peperangan.
Redistribusi adalah bentuk pertukaran dimana barang-barang masuk ke satu tempat pusat, seperti misalnya, pasar, dan kemudian didistribusikan lagi.
Selasa, 22 Juni 2010
peran guru dalam membentuk kepribadian anak
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal tersebut telah diaatur didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005.
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum mengalami pubertas, anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak merujuk pada lawan dari orang tua. Dalam hal ini antara guru dan anak dalam kaitannya saling bersinergi untuk saling berhubungan, interaksi dalam kegiatan bealajar mengajar, guru juga berperan dalam setiap tingkah laku, prilaku serta tindakan anak didiknya. Oleh karena itu guru memiliki peranan yang sangat kompleks mulai dari mengajarkan ilmu pengetahuan, membimbing, mendidik, mengayomi, sebagai teladan dalam berprilaku juga dalam semua hal kecil sekalipun yang dilakukan oleh seorang guru, apalagi kalau Ia mengajar anak usia TK guru akan menjadi orang tua kedua bagi anak setelah orang tua mereka di rumah, sebab guru telah masuk kedalam kehidupan pribadinya dan menjadi orang yang memiliki andil terhadap diri sang pribadi anak. Maka dikatakan bahwa guru merupakan sosok pribadi yang telah memiliki bakat dan terlahir serta terlatih untuk membentuk kepribadian anak dan tidak mudah untuk menjadi guru yang profesional serta jadi panutan bagi anak didiknya.
Dengan begitu guru menjadi fasilitator dan pembentuk kepribadian anak, anak yang berprilaku baik dan berakhlak baik merupakan cerminan dari sosok guru yang baik dibaliknya, sebaliknya juga apabila anak berprilaku buruk maka semua itu pengaruh guru yang mengajarkannya juga tiga aspek pembentuk kepribadian yang dihasilkan dari lingkungan anak yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan bermainnya.
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum mengalami pubertas, anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak merujuk pada lawan dari orang tua. Dalam hal ini antara guru dan anak dalam kaitannya saling bersinergi untuk saling berhubungan, interaksi dalam kegiatan bealajar mengajar, guru juga berperan dalam setiap tingkah laku, prilaku serta tindakan anak didiknya. Oleh karena itu guru memiliki peranan yang sangat kompleks mulai dari mengajarkan ilmu pengetahuan, membimbing, mendidik, mengayomi, sebagai teladan dalam berprilaku juga dalam semua hal kecil sekalipun yang dilakukan oleh seorang guru, apalagi kalau Ia mengajar anak usia TK guru akan menjadi orang tua kedua bagi anak setelah orang tua mereka di rumah, sebab guru telah masuk kedalam kehidupan pribadinya dan menjadi orang yang memiliki andil terhadap diri sang pribadi anak. Maka dikatakan bahwa guru merupakan sosok pribadi yang telah memiliki bakat dan terlahir serta terlatih untuk membentuk kepribadian anak dan tidak mudah untuk menjadi guru yang profesional serta jadi panutan bagi anak didiknya.
Dengan begitu guru menjadi fasilitator dan pembentuk kepribadian anak, anak yang berprilaku baik dan berakhlak baik merupakan cerminan dari sosok guru yang baik dibaliknya, sebaliknya juga apabila anak berprilaku buruk maka semua itu pengaruh guru yang mengajarkannya juga tiga aspek pembentuk kepribadian yang dihasilkan dari lingkungan anak yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan bermainnya.
Minggu, 23 Mei 2010
Selasa, 27 April 2010
Kamis, 25 Maret 2010
lowongan kerja
huy... guys... bgi kamu2 yang mau gabung dengan kita di bisnis yang sangat menjanjikan in,,,, kamu tinggal kirim via email biodata kamu n fto copy ktp kamu ke emailku yaw... haisa-muslimah@yahoo.com
tak mungkin untuk melupakannya
kau...
kenapa rasa ini sangat dalam...
kenapa kau... tak bisa dapat lagi kembali kepadaku...
jujurlah padaku... kalau kau sudah tak mencintaiku...
kenapa rasa ini sangat dalam...
kenapa kau... tak bisa dapat lagi kembali kepadaku...
jujurlah padaku... kalau kau sudah tak mencintaiku...
Langganan:
Postingan (Atom)